Photo Museum Keraton Sadurangas
Di Kabupaten Paser pernah berdiri sebuah kerajaan yang
bernama Kerajaan Paser dan dari berbagai versi yang sudah terbit dan beredar
dalam berbagai naskah, ada yang menamakan Kerajaan Sadurangas dan Kerajaan
Pasir Belengkong. Kata “Sadurangas” sebenarnya adalah istilah Kaka Pego yang
artinya “menjembatani untuk menuju ajaran tauhid.” Sedangkan Pasir Belengkong
merupakan nama gabungan dari dua desa yaitu desa Pasir Benuwo dan Desa
Belengkong. Pada zaman jepang dua desa ini digabungkan menjadi satu yaitu Pasir
Belengkong.
Menurut sejarah, pada saat kerajaan semakin berkembang yang
pada waktu itu pusat kerajaan berada di desa Lempesu. Panembahan Soleman
berinisiatif memindahkan pusat kerajaan dari Lempesu ke Gunung Sari (sekarang
Kecamatan Pasir Belengkong), karena lokasi tersebut dekat dengan perairan
(sungai Kendilo). Dengan pemindahan ini maka semakin berkembanglah Kerajaan
Paser di berbagai bidang sehingga akhirnya terjadi asimilasi penduduk dan
kebudayaannya. Seorang keturunan raja bernama Aji Nyese Raja Muda terpikat
dengan seorang pedagang besar dari Singapura. Pedagang tersebut bernama Anja
warga Singapura keturunan Bugis, dia sangat kaya raya dan sampai sekarang pun
kekayaannya masih tersisa di Singapura yaitu berupa pertanahan dan perumahan
yang dikelola oleh pemerintah. Perkawinan antara Aji Nyese dengan raja banyak
menghasilkan keturunan. Sampai sekarang empat orang keturunannya masih berada
di Singapura dan satu orang berada di Tanah Grogot. Keadaan sekarang yang
terjadi memang banyak keturunan raja-raja Paser yang masih menerima warisan
dari Singapura yang jumlahnya tidak sedikit, sehingga banyak yang bisa
membangun pertokoan maupun sarang burung wallet yang banyak diminati.
Kerajaan Paser berdiri pada tahun 630 M atau Tahun ke 9
Hijrah. Istilah Paser diambil dari beberapa kata Yaitu :
P = Penduk (kemari)
A = Asal
S = Sama
E = Erai (Satu)
R = Rata (Berdiri sama tinggi duduk sama rata)
Etnis Paser berasal dari perpaduan 5 (lima) etnis yaitu :
1.
Etnis Lembuyut (sebelah barat)
2.
Etnis Migi (sebelah utara)
3.
Etnis Tajur (sebelah timur)
4.
Etnis Bukit Sunggit Buro Mato (sebelah selatan)
5.
Etnis Pematang (bagian tengah)
Putri Petong akhirnya menikah dengan Abu Mansyuh Indra Jaka
Kesuma dari Kerajaan Majapahit yang beragama Budha, dan dari perkawinan itu
melahirkan tiga orang anak, yaitu :
1.
Aji Mas Nata Berlindung
2.
Putri Aji Meter
3.
Aji Mas Pati Indra
Aji Mas Pati Indra dinobatkan
menjadi raja untuk menggantikan Putri Petong dengan gelar “ Aji Pati Benang Bulau Punggawa Botung Ria
Pangeran Bung Langit Ngukup Ulun Deyo Raja Padang Bartinti”. Aji Mas Pati Indra
ini lah yang memberi gelar kepada Kaka Pego yaitu “Kaka temindong Doyong”
Artinya kuat malam. Dan sekarang Kaka Temindong Doyong adalah nama untuk
kesenian daerah Paser. Sedangkan Aji Mas Nata Berlindung diangkat menjadi Ratu
Agung atau Ketua Mahkamah.
Pada tahun 734 M/ 113 H datang
seseorang yang membawa misi Islam sampai ke pelosok-pelosok daerah Paser yang
bernama Saiyid Akhmad Khairuddin. Beliau
kemudian menikah dengan Aji Puteri Meter dan dikaruniai tiga orang anak yaitu :
1. Saiyid
Imam Mustafa (Laki-laki)
2. Aji
Puteri Ratna Beranak (perempuan)
3. Kiyai
Singa Raja (Laki-laki)
Saiyid Imam Mustafa dilantik oleh
ayahnya menjadi Imam di negeri Paser, Kiayi Singa Raja dilantik ayahnya menjadi
Pangeran di Batu Butok sekarang Kecamatan Muara Komam. Anak yang kedua menikah
dengan Aji Mas Anom Indera bin Aji Mas Pati Indra yang kemudian mendapatkan
anak bernama Pangeran Anom Singa Maulana. Pangeran Anom Singa Maulana
dikaruniai anak bernama Panembahan Soleman yang kemudian beristrikan Dayang
Isyah. Anaknya Penambahan Soleman antara lain :
1. Panembahan
Koening
2. Penambahan
Adam
3. Aji
Muhammad
Dari perkawinan antara Aji Puteri
Meter dengan Akhmad Khairuddin (Imam Pawa) inilah awal dari masuknya Islam ke
Kerajaan Paser.
Raja – raja yang memerintah di
Kerajaan Paser sebelum masuknya Islam :
1. Ratu
Puteri Petong
2. Aji
Mas Pati Indra
3. Aji
Anom Indra
4. Aji
Anom Singa Maulana
5. Aji
Panembahan Soleman
Raja-raja yang memerintah di
Kerajaan Paser sesudah masuknya Islam :
1. Aji
Muhammad Sultan
2. Aji
Ngara Gelar Sultan Sepuh
3. Aji
Panji Gelar Sultan Soleman
4. Aji
Geger Gelar Sultan Muhammad Syah II
5. Aji
Adil Gelar Sultan Adam
6. Aji
Sembilan Gelar Sultan Ibrahim Choliluddin I
7. Aji
Tenggara Gelar Sultan Sepuh II
8. Aji
Timur bin Aji Panji Sultan Mahmutan
9. Aji
Tiga Gelar Sultan Muhammad Ali
10. Aji
Karang Gelar Sultan Abdurrahman
11. Aji
Meja Gelar Sultan Ibrahim Chaliluddin II
Di Kesultanan Paser dua yang
bergelar Muhammad, dua yang bergelar Sepuh dan dua yang bergelar Ibrahim.
Untuk tahun-tahun yang memerintah
dari setiap raja tidak bisa dicantumkan karena catatan sejarah mengenai hal
tersebut tidak ditemukan sampai sekarang. Kecuali tahun Puteri Petung lahir
(630 M) dan tahun Puteri Petung resmi diangkat menjadi raja (652 M). Serta
masuknya Islam tahun 734 M dan berakhirnya Kerajaan Paser tahun 1900 M.
Panglima-panglima di Kerajaan
Paser :
1. Aji
Raden Bosi (Kiayi Singa Raja)
2. Kiayi
Raden Koening
3. Kiayi
Sual Pati
4. Kiayi
Marta Bumi
5. Kiayi
Damang Rawan
6. Kiayi
Pati Nata
7. Kiayi
Singa Raja
8. Kiayi
Bangso Yoedha
Imam imam di Kerajaan Paser
1. Sayyid
Imam Mustafa
2. Sayyid
Imam Maulana
3. Awang
Arifin
4. Kiayi
Mas Jaya Raya I
5. Kiayi
Mas Jaya Raya II
6. Awang
Bolol
7. Awang
Umar
8. Awang
Goela
SSumber http://kantorcamatpasirbelengkong.blogspot.com/